Kelebihan Dan Kekurangan Model Belajar Daring

Daring adalah singkatan dari dalam jaringan. Model belajar daring sama dengan pembelajaran jarak jauh ( PJJ).

Sudah sekitar 2 tahun ini belajar daring mendominasi sistem pembelajaran di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Lembaga pendidikan di Indonesia juga tidak mau ketinggalan, menerapkan belajar daring sejak pandemi virus corona.

Kelebihan Belajar Daring

Sama seperti model belajar yang lain, ada juga kelebihan model belajar daring. Contoh-contoh di bawah ini hanya beberapa saja diantaranya .

1. Peserta Didik Menjadi Mandiri

Ini sesuai dengan tujuan idealis dari pendidikan. Peserta didik sudah semestinya menjadi objek pendidikan, yang berarti mereka harus aktif dan mandiri menemukan sumber-sumber belajar yang bervariasi. Zaman dulu yang ada adalah guru mengajar dan peserta didik adalah pihak yang mendapat pelajaran.

Namun seiring perkembangan zaman maka istilah tersebut sudah tidak digunakan lagi. Yang ada adalah peserta didik diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan dirinya agar lebih maju. Agar bisa menambah penguasaan dalam hal ilmu pengetahuan, keterampilan dan mengembangkan bakatnya. Dengan belajar daring maka tak ada lagi istilah siswa mengantuk saat mendengarkan guru menerangkan. Justru dengan daring siswa lebih aktif dan mandiri dalam mengatasi hambatan-hambatan belajarnya masing-masing.

2. Peserta Didik Lebih Leluasa

Dengan belajar di rumah peserta bisa leluasa melakukan akses pada sumber belajar apapun. Misalnya melalui internet, bertanya jawab dengan anggota keluarga yang lain atau melalui pengamatan langsung pada lingkungan di sekitar. Hal-hal seperti ini sangat jarang bisa dialami oleh seorang murid saat dia belajar di sekolah.

Kekurangan Belajar Daring

Selain ada kelebihannya, ternyata belajar daring juga mempunyai banyak kelemahan, diantaranya:

1. Peserta Didik Justru Malas

Fenomena ini terdapat dalam keluarga-keluarga yang memang kurang sadar akan pentingnya pendidikan. Indikatornya adalah peserta didik tidak berprestasi dan saat pelajaran di sekolah pun malas-malasan. Ditambah lagi faktor orang tua yang tidak bisa mendampingi saat siswa di rumah.

Anak-anak ini mungkin sepanjang hari memang tidak lepas dari gawai, namun hanya digunakan untuk main game dan hal-hal tidak bermanfaat lainnya.

2. Peserta Didik Semakin Tidak Pintar

Efek dari kemalasan tersebut adalah anak-anak sekarang bukannya semakin pandai tapi mereka justru menjalani hari-hari mereka terlalu santai.

Ilmu yang sangat banyak di setiap bahan ajar akan berlalu begitu saja. Yang ada di hati dan pikiran anak-anak juga bukan lagi sekolah. Mereka seakan senang dengan kondisi seperti ini karena tidak banyak berurusan dengan guru.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa model belajar daring mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Dari uraian di atas tampak bahwa kekurangannya layak menjadi perhatian serius. Ini mungkin tidak terjadi pada murid-murid sekolah favorit. Tapi percayalah sebagian besar siswa Indonesia menjadi korban kekurangan belajar daring tersebut.