Inilah Yang Harus Dilakukan Orang Tua Agar Anak Sukses Dalam Pendidikan

Sebenarnya selain kesehatan, pendidikan adalah hal yang paling utama dalam hidup seseorang. Jika kesehatan menyangkut nyawa seseorang maka pendidikan menyangkut kehidupan seseorang di masa yang akan datang. Pendidikan yang dimaksud di sini bukan hanya tentang menguasai ilmu pengetahuan tetapi juga termasuk mempunyai akhlak yang baik.

Jika kita mau memperhatikan semakin hari terlihat dengan jelas bahwa kualitas anak-anak didik semakin menurun. Baik itu dalam hal tingkat penguasaan materi pelajaran maupun dalam hal sopan santun, tata krama dan akhlak mulia. Banyak hal yang menyebabkan kemunduran dalam kualitas pendidikan di Indonesia saat ini. Salah satu hal yang paling utama adalah peran dari orangtua.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua jika ingin anaknya sukses dalam pendidikan.

1. Orang tua harus selalu memberi perhatian yang maksimal.

Banyak orang tua yang berpikir bahwa jika anaknya sudah menempuh pendidikan di sekolah yang menurut dia berkualitas baik maka anak-anaknya pasti akan berhasil.

Faktor ini memang tidak bisa dikesampingkan namun di manapun anak sekolah jika orang tua tidak memberi perhatian penuh maka akan sia-sia saja.

Contoh perhatian yang bisa diberikan oleh orang tua adalah dukungan finansial atau dana. Pepatah jawa mengatakan "jer basuki mawa bea" artinya jika ingin sukses maka memerlukan biaya. Sekolah juga demikian. Semakin maju perkembangan zaman bukannya semakin murah biaya pendidikan namun semakin mahal saja.

Meskipun pemerintah sudah memberikan dana BOS atau Bantuan Operasional Sekolah tapi dengan berbagai cara lembaga pendidikan masih menarik dana dari para wali murid. Berbeda kasusnya jika anak-anak anda sudah memiliki KIP atau Kartu Indonesia Pintar.

Namun yang dimaksud dengan dukungan dana di sini lebih fokus pada dukungan dana yang langsung menunjang proses belajar. 

Misalnya adalah uang untuk membeli buku, untuk membeli kuota internet, membeli telepon seluler dan bahkan jika perlu untuk membeli laptop. Anak-anak yang mempunyai perlengkapan pendukung proses belajar lebih lengkap maka tentu saja dalam mengakses sumber-sumber belajar akan lebih mudah dan cepat.

Selain itu anak juga akan merasa lebih percaya diri dan lebih menganggap bahwa dirinya layak menjadi anak yang pintar karena sudah didukung dengan fasilitas yang cukup lengkap.

Untuk mempersiapkan dana pendidikan anak di masa yang akan datang kita bisa menabung secara konvensional atau mengikuti program tabungan pendidikan. Banyak bank yang menawarkan skema dana pendidikan ini. Mulai yang murah hingga yang mahal.

Tapi pada intinya mengikuti program dana pendidikan akan menguntungkan kita karena kita nantinya tidak perlu mencari uang untuk biaya pendidikan dalam jumlah besar. Lagi pula apa yang akan kita dapat nanti jumlahnya akan melebihi apa yang kita tabung. Mohon berhati-hati saja, pilihlah hanya bank yang kredibel dan mempunyai reputasi baik.

Bentuk perhatian yang lain adalah menanyakan atau melakukan dialog yang berkaitan dengan belajar, sekolah, guru, materi pelajaran dan tentang teman-teman di sekolahnya. Orang tua sebaiknya sering menanyakan:"Bagaimana sekolah hari ini? Pelajaran apa yang didapat tadi di sekolah?". Atau mengucapkan:" Sepertinya kamu pantas kalau menjadi dokter Nak" dan sebagainya.

Biasanya anak-anak yang yang acuh tak acuh dengan nilai yang dia peroleh itu karena orang tuanya sepertinya tidak peduli dengan kehidupan sekolah si anak. Anak akan berpikir mendapat nilai berapa pun tidak ada bedanya bagi orang tua saya. Mereka toh tidak pernah menanyakan nilai saya, mereka tidak pernah memuji jika saya mendapat nilai bagus, mereka juga biasa-biasa saja jika saya mendapat nilai yang jelek.

2. Selalu memberi motivasi pada anak

Ada hal yang berbeda antara memberi motivasi dengan berdialog atau selalu bertanya jawab seperti yang sudah dijelaskan diatas. Memberi motivasi di sini maksudnya lebih kepada ada membakar semangat si anak ketika orang tua melihat anak tidak bergairah dalam belajar atau ketika terlihat malas saat akan berangkat sekolah. 

Memberi motivasi juga bisa berwujud janji pemberian hadiah jika anak bisa meraih prestasi tertentu, misalnya menjadi peringkat 1 di kelas atau memenangkan lomba tertentu. Kita pasti maklum bawa benda yang menjadi idaman anak-anak sekarang adalah HP. Maka tidak ada salahnya jika kita berkata pada anak kita: "Nak kalau nanti nilai raport mu lebih bagus dari nilai raport sebelumnya, HP mu akan Mama ganti dengan model terbaru ".

Memberi motivasi tidak harus dengan hadiah benda atau hal-hal yang berkaitan dengan materi dan uang. Misalnya ketika kita melihat anak sudah berpakaian seragam pramuka lengkap dan bersiap-siap ingin berangkat ke sekolah, kita bisa memuji dia dengan mengatakan: " Wah kamu terlihat gagah sekali. Ini saja sudah terlihat persis seperti pak polisi ".

3. Menunjukkan kepada anak bahwa kita berkomunikasi dengan guru

Sebaiknya kita memang harus mengetahui siapa saja guru di sekolah yang mendidik anak-anak kita. Kalau di tingkat Sekolah Dasar minimal adalah guru kelas atau di sekolah-sekolah yang lebih tinggi minimal adalah wali kelas. Berkomunikasi dengan guru mempunyai banyak keuntungan bagi kedua belah pihak.

Jika kita pernah menjadi seorang guru pasti bisa merasakan bagaimana si guru akan merasa dihormati sekaligus merasa lebih berhati-hati dan berusaha lebih keras dalam memperhatikan anak dari orang tua yang mau berkomunikasi dengan guru. Bapak atau ibu guru juga akan menganggap bahwa kita selaku orang tua betul-betul serius dalam memperhatikan pendidikan anak-anak.

Bagi orang tua tentu saja juga banyak manfaat jika mereka mau berkomunikasi dengan guru di sekolah. Manfaat yang paling utama adalah orang tua bisa mengakses informasi yang berhubungan dengan perkembangan anak tersebut. Bahkan sangat mungkin saat orangtua tidak melakukan kontak lebih dulu, guru mungkin akan dengan sukarela memberikan laporan kepada orang tua jika terjadi sesuatu pada si anak. Misalnya saat anak nakal di sekolah dan saat anak meraih prestasi atau kemajuan yang signifikan.

Setelah melakukan komunikasi dengan guru sebaiknya orangtua juga memberitahu pada anak bahwa dia kenal dengan gurunya, akrab dan sudah biasa ngobrol kesana kemari. Jadi apapun yang dilakukan oleh si anak di sekolah orang tua akan mengetahui. Bahkan jika kita tidak berkomunikasi dengan guru pun, tidak masalah jika kita mengatakan pada anak bahwa kita kenal, akrab dan sering berbicara dengan guru si anak.

Tentu saja mendengar kondisi seperti ini ini anak akan lebih bisa menempatkan diri di sekolah. Misalnya dia akan lebih hormat pada guru dan lebih berhati-hati dalam bertindak karena takut akan dilaporkan kepada orangtuanya.

4. Jangan berhenti berdoa untuk anak kita

Bagi orang Indonesia yang berketuhanan yang maha esa tentu saja faktor doa, permohonan dan berkomunikasi dengan Tuhan adalah hal yang kita yakini bersama. Sebagai orang beriman kita juga harus meyakini hal-hal gaib. Artinya jangan percaya dengan teori dari orang-orang yang tidak mengakui adanya Tuhan atau orang-orang tidak beragama yang mengatakan tidak ada gunanya dan tidak bisa dinalar jika doa bisa membuat kesuksesan seseorang.

Jika orang tua ditanya Apakah Anda sudah mendoakan anak Anda? Pasti semua orang tua akan mengatakan: "Tentu saja, dia kan anak saya, hidup saya untuk dia, saya selalu mendoakan dia".

Sekarang kita nilai diri kita masing-masing. Mungkin kita memang "pernah"  mendoakan anak kita. Hanya pernah saja, atau mungkin agak sering. Jangan pernah berhenti mendoakan anak maksudnya adalah minimal sehari 1 kali kita ingat anak kita. Mendoakannya dengan sungguh-sungguh dengan duduk, menengadahkan tangan dan mengucapkan doa minimal 2 menit.

Semoga jelas karena ini bisa langsung dipakai atau dipraktekkan. Jika perlu dalam doa itu kita mengingat dan membayangkan kekurangan dari anak kita dan bagaimana nasibnya di masa depan. Mendoakan yang terbaik untuk anak, lalu pasrah kepada Tuhan dengan mengakui segala kekuasaannya, dan hanya dia yang berhak dan berkuasa mengatur segalanya. Jangan 100% mengandalkan bangku sekolah karena ada juga kekurangan dalam sistem pendidikan kita.

Percayalah bahwa kebanyakan orang tua yang mengatakan telah mendoakan anaknya sebenarnya jumlah dan mutu doanya masih jauh dari kata ideal. Apalagi kalau orang tua terlalu sibuk atau dia sendiri bukan jenis orang yang sering berdoa. Orang tua saja malas berdoa atau sangat jarang, bagaimana mau mendoakan anaknya?

Setelah kita secara rutin berdoa dalam waktu yang cukup lama, bertahun-tahun sejak anak itu kecil sampai remaja misalnya maka yakinlah bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi anak kita. Mungkin tidak terlalu kaya tapi hidupnya bahagia. Mungkin tidak terlalu pintar tapi dia mempunyai akhlak yang mulia.

Demikian tadi sedikit tips yang harus dilakukan oleh orang tua jika ingin anaknya sukses dalam penyelidikan.

Tips ini ditulis berdasar pendapat banyak para ahli pendidikan, pengalaman banyak orang yang sukses mendidik anaknya dan sesuai dengan logika akal sehat. Semoga mudah dipraktekkan dan semoga segera bisa membawa manfaat.